Tuesday, September 9, 2014

Penyesalan yang Tertinggal



Teringat cerita seorang teman dekat yang mencurahkan beberapa uneg - uneg di hatinya. Dia adalah seseorang yang untuk saat ini sudah tidak tahu bagaimana caranya untuk jatuh cinta lagi. Dia mengatakan kepadaku jika cinta terakhir dia adalah untuk seseorang yang juga telah menghancurkan hatinya hingga tak beraturan. Mungkin cukup berlebihan mendengarnya, tapi dia memang mengatakannya seperti itu. Kini dia menjadi sosok yang cukup dingin jika ditanya perihal cintanya. Memang dia bisa jatuh cinta dengan lawan jenisnya. Tapi ada keadaan dimana ketika hubungan itu berjalan, dan dia masih terbayang oleh rasa sakitnya kehilangan, maka dia menjadi setengah hati menyayangi seorang itu. Tak dipungkiri sudah beberapa pasangan yang diputus tanpa sebab bahkan hanya karena masalah sepele. Dan dia menyesali itu. Dia takut jatuh cinta karena takut menyakiti hati seseorang lagi.

Dia bercerita kepadaku seolah aku sanggup membantu permasalahan hatinya, walau dia juga mengatakan kepadaku, jika cukup aku mendengarkannya itu sudah cukup membantu permasalahannya. Tapi melihat keadaan dia bercerita sungguh tidak wajar jika hanya didengarkan tanpa diberi solusi.

Ku katakan kepadanya, wahai temanku.
Pernahkah kamu tahu jika didalam dirimu itu ada seseorang yang sangat tahu seperti apa sesungguhnya dirimu? orang yang sangat paham dan mengenali kamu. Orang yang tidak pernah bisa kamu bohongi. Dia yang selalu menjaga hati nuranimu untuk mengikuti apa yang dia inginkan dan baik untukmu. 

Dia mengangguk dan sedikit bertanya maksud dari ucapanku.

Disanalah kamu belum memahami mengapa sampai sekarang kamu masih menyimpan rasa benci terhadap orang yang bahkan sudah lama tidak kamu jumpai. Orang yang hampir merenggut senyum indahmu. Kenapa? bisa sampai selama ini kamu menyimpan dalam - dalam perasaan benci itu?
Dia orang yang sangat kenal sama kamu itu sebut saja sisi bijaksanamu. Sisi bijaksanamu itu sungguh sangat tidak menyukai dengan apa yang kamu lakukan, karena itu menjadi pembatas antara rasa bahagiamu dimasa depan dan jeratan rasa sakit masa lalu.

Kamu harus paham bagaimana kamu mengevaluasi diri kamu, kamu mungkin merasa bersalah karena sudah mengecewakan beberapa lelaki yang pernah menjadi pasanganmu. Itu adalah sebuah penyesalan. Tapi bukan berarti kamu harus mengungkit - ungkit persaan itu, karena bagaimanapun kita tak pernah bisa kembali ke masa lalu untuk memperbaiki kesalahan. Yang bisa kita lakukan untuk mengatasi penyesalan itu adalah, ambil waktu sejenak menemui sisi bijaksanamu, evaluasi sifat kamu agar kamu bisa menerima keadaan jika memang lelaki masa lalumu yang menghancurkan hatimu hingga tak beraturan itu sudah tidak bersamamu dan tidak layak lagi untuk diharapkan guna memperbaiki keadaan hatimu itu. Kamu hanya perlu bertanya kepada sisi bijaksananmu karena sisi bijaksanamu itu sungguh sangat sayang terhadap kamu. Dia tak ingin kamu terhantui masa lalu yang sakit. Setelah kamu bisa merasa lebih tenang dan damai. Dekatkan dirimu kepada Allah subhanahu wata'ala, karena kamu adalah hambaNYA. Kamu akan mendapati dirimu lebih tenang dari sebelumnya, dan untuk tahap selalnjutnya. Kamu hanya membutuhkan orang baru untuk membantumu memperbaiki keadaan hati itu. Kamu tentu sudah menjadi lebih baik dan tidak akan pernah mengulangi keadaan yang sama seperti sebelumnya kan? Kesalahan yang akan membawamu kembali ke penyesalan. Mungkin sangat mudah secara teoritis. Tapi kamu memiliki waktu seabgai teman.

Temanku sedikit terdiam mencermati maksud dariku. 

Karena memang sebuah penyesalan bukanlah hal yang harus terus terusan di timbun karena bisa menjadi bom waktu yang berdampak tidak baik, bisa menjadi pemicu rasa dendam atau rasa tidak baik lainnya yang terus mendoktrin keadaan sampai kamu benar - benar menyelesaikannya.

Selesaikan perasaan itu, evaluasi diri,
Karena sejarah hanya sebuah masa lalu yang tak mungkin kita ulas terus menerus.
Masa depan masih suci dan harus tetap diperjuangkan.

Yosha!! J

No comments:

Post a Comment