Wednesday, December 28, 2011

Aku dan sang IDOLA


Aku dan sang IDOLA..


Mengapa aku mengetikkan kalimat itu sebagai judul?
Yahh… aku dan sang Idola..
Aku tak pernah mengerti tentang sang idola, manusia yang diagungkan dan disebut sebagai idola. Apa peran mereka? Kenapa mereka begitu di gandrungi? Sedangkan mereka juga sama seperti aku? Mereka manusia biasa yang berjalan menggunakan tangan dan berbicara menggunakan mulut. Mungkin ada perbedaan diantara aku dan sang Idola ini..

Mereka kaya dan harta mereka bisa didapatkan oleh mereka dengan mudah.
Mereka jaya dan banyak yang mengenal mereka, bahkan hampir belahan dunia.
Aku heran megnapa saat mereka bernyanyi atau berada di suatu tempat pertunjukan mereka, ada kalanya penonton meneriaki mereka, ikut melakukan apa yang sang idola itu pertunjukkan bahkan ada beberapa dari mereka menangis saat sang idola ini melakukan kehebohan.
Apa peran mereka? Apa yang mereka berikan padaku sehingga aku harus ikut menggandrungi sang idola ini?

Aku sempat terjebak oleh jerat sang idola, saat aku mulai tergila – gila dengan mereka, saat aku merelakan waktuku terbuang percuma karena mengikuti kegiatan mereka, tour mereka, acara mereka. Apa yang sudah merasukiku saat itu? Bahkan aku menghabiskan banyak materi untuk mereka dan aku merasa sampai sekarang sang idola itu tak memberiku apa – apa..
Aku akui karya mereka, poin yang mereka berikan adalah dari karya mereka, saat mereka memberikan karya dan menarik hatiku untuk bisa menikmatinya. Hanya itu? Hanya itu kah? Aku sudah berkorban banyak, aku tak sesegar dulu? Aku banyak bergadang demi mereka, menghabiskan banyak uang untuk mereka, mengapa aku merasa rugi karena sang idola itu.
Cukup itu yang aku rasakan..?? tidak!! Tak bisa di jelaskan lebih rinci..

Perbedaan antara aku dan sang idola tak bisa diukur, aku terlalu jauh untuk mereka.. aku tak pernah berharap bisa bertemu dengan sang idola ini meski aku sudah membuang banyak apa yang aku miliku.
Bagiku mereka tanpa sang pemuja idola, mereka tak ada apa – apanya, bagaimana jika sang idola ini mengalami masa saat mereka hilang di hutan? Apa yang bisa mereka lakukan? Apa mereka menunjukan karya mereka  untuk hidup mereka? Sepertinya hutan akan mentertawainya.

Sampai sekarang aku masih bingung, ada perasaan dimana aku menyesal menjadi salah satu pemuja mereka, tapi saat aku berusaha mengurangi rasa itu, apa yang terjadi? Disekitarku mulai terkena virus itu. Mereka seperti aku, menjadi gila dengan sang idola ini. Menggandrungi mereka karena merekalah sang idola, aku ingin menjauh tapi semakin banyak karya mereka yang terputar dan mampu aku dengar dengan telingaku. Bahkan saat aku dahulu sebagai salah satu pemujanya menularkan virus itu kepada orang terdekatku untuk ikut menyukai apa yang aku suka, dan kini aku menyesal melakukannya..
Aku ingin menguranginya? Kenapa sang idola itu begitu tenar? Sedangkan konsep mereka selalu sama? Memberi karya dengan manisan lekuk badannya, dan makna karya yang sama, dan juga suara yang sama.

Mereka kepada sang idola, adakah kalanya mereka merasa bosan dengan sang idola seperti yang aku rasakan? Mereka terlalu mendunia sampai sejauh ini, dan aku semakin tak menyukainya, apa hebat dari sang idola tanpa sang pemuja? Tanpa sang pemuja mereka sama seperti aku. Bahkan aku lebih baik dari mereka. Oke aku akui sang idola  ini mungkin memiliki fisik yang indah, latar belakang yang beruntung, kesempatan yang tepat, tak seperti aku. Mungkin aku harus berawal dari 0, sebagai anak dari keluarga sederhana. Tetap saja aku dan sang idola aku lebih hebat dari sang idola ini. Sang idola yang aku maksud adalah sang idola yang pernah membawaku ke arus itu. Bagian yang salah untuk aku anggap sebagai seorang idola.

Wahai seorang Idola, sampai kapan kau akan semegah  ini? Aku sudah lama terjerat pesona sang idola ini bahkan aku melupakan dimana aku berpijak, pada siapa aku berlindung. Kau sang idola pun berbeda jauh dari apa yang aku sembah. Mengapa aku mengidolakan kalian? Sedangkan kalian saja sudah berbeda prinsip denganku.
Wahai kau seorang idola, kapan kau menghilang dari pandangan mediaku? Saat aku berada dimana sebuah tempat, tak lagi aku menemui apapun itu mengenai mu. Memang itu bukan menjadi urusanmu, aku meminta itu. Tapi ada saatnya aku pernah berharap sang idola itu bukan dari kawasan kalian. Aku ingin sesekali idola dari aku berpijak mendaki seperti kalian.
Andai ada shuffle, hei kau sang idola jadilah seperti apa mereka. Kau pasti tak ada apa – apanya. Tak selamanya kau akan berjalan baik sebagai seorang idola. Kau bukan dewa wahai sang idola. Itu tak kekal.
Jadi aku tak berhak dan tak pantas mengidolakan kalian lagi. Kalian tak pantas aku idolakan! Dan aku menyesal pernah hampir tergila – gila karena kalian. Itu membuatku berpaling sangat jauh dengan yang aku sembah. Kalian manusia, sama seperti aku.. hanya saja nasib kalian berbeda dengan aku..


Eka Yuliana a.k.a Awateru Chan

@Yogyakarta, kost flower 70