4 tahun yang lalu..
Aku masih ingat sekali di kepalaku ini, sebuah hal yang begitu dalam
dihati.
Saat itu aku berjalan di sebuah pinggiran yang menjual beberapa macam
bunga. Aku mendatangi pedagang pinggiran yang menyusun beberapa macam pot
berisi bunga, terdapat bunga anggrek, mawar, melati air, sedap malam, matahari, aster dan beberapa
bunga yang terpajang sesuai pada kelompoknya.
Mataku berkeliling mengamati setiap penjuru tempat pedagang itu menaruh
bunga – bunganya.
Dan, mataku tertuju kepada 3 bunga yang bukan sebuah kelompok yang
sejenis.
3 bunga yang terdiri dari Anggrek Merah, Mawar Putih, dan Aster kuning. Aku
menghampiri pedagang dan bertanya sebuah pertanyaan yang membuatku penasaran.
“itu mengapa ke tiga bunga disana dipisah pak??” tanyaku membuka rasa
penasaranku.
“oh itu ada seseorang yang menitipkannya untuk dirawat.” Jawab tukang
bunga tersebut melirik sepintas kearah tanganku menunjuk. Aku mengangguk dan
kembali mulut ini ingin bertanya sesuatu.
“orang menitip? Memangnya, bapak menerima jasa penitipan bunga?”
Bapak tersebut sempat tertawa kecil “tidak nak, bukan begitu.. cerita
dari ketiga bunga tersebut sedikit berbeda.” Bapak tersebut terlihat mengibas –
ngibaskan tangannya membersihkan sisa2 tanah.
“asal kau tahu nak. Bunga itu, bukan hanya sekedar bunga.”
Aku mengernyitkan dahiku pertanda sebuah ekspresi kurang mengerti “maksudnya?”
|
Aster Kuning |
“Dia si Aster kuning, pernah berada di sebuah kebun bunga seperti aster
pada umumnya. Dan sepemilik mengambil salah satu kemudian menaruhnya dalam pot
dan memajangnya di meja ruang makan. Berbaur bersama dengan keharmonisan
keluarga pemilik aster. Beberapa saat si aster menikmati keharmonisan
keluarganya, yahh seperti kata pepatah, hidup tak indah tanpa masalah. Maka datanglah
sebuah masalah, dimana banyak sekali yang syirik dengan keharmonisan keluarga
tersebut. Segala rencana busuk di serangkan ke keluarga tersebut, sampai dari
sakit, jatuh bangun, dan segala macam lainnya. Maka karena itu pemiliknya
menitipkan aster ini kemari, agar suatu saat nanti bisa diambil ketika
permasalahannya sudah selesai.” Jelas si Bapak panjang lebar dan aku
mengangguk, “lalu lainnya pak? Anggrek dan mawar itu?” Aku lihat Bapak itu
menarik kursi dan mempersilahkanku duduk, sepertinya akan menjelaskan sebuah
cerita yang agak panjang.
|
Mawar Putih |
“untuk si mawar putih itu. Dia adalah bunga mewah, elegan dan cantik
dari seorang keluarga yang biasa namun bahagia. Hanya saja, bunga ini
sebelumnya hanya terkurung dalam kamar, tak pernah mengetahui keindahan
sejatinya. Baginya dia hanya sebuah bunga yang dianggap seperti mawar pada umumnya.
Sang pemilik yang juga tidak peka terhadap keindahan bunga tersebutpun hanya
membiarkannya begitu saja. Hingga pada suatu saat ada seorang tamu yang sempat
tak sengaja melihat bunga itu dan menawarkannya dengan harga tinggi. Rasa kaget
sempat hinggap ke pemilik mawar, karena tidak menyangka jika bunga itu memiliki
harga yang sangat tinggi. Rasa penasarannya pun timbul maka terbesitlah ide di
kepala pemilik mawar untuk mencoba memperlihatkan bunganya ke khalayak umum. Dan
ternyata benar, semua orang sangat menyukai bunga tersebut. Semua orang
berusaha ijin menawar bunga tersebut. Dari sanalah mulai timbul rasa sayang pemilik
mawar, dan ditetapkannya bunga itu akan menjadi teman seumur hidupnya. Akan dikembangkan
dan di pelihara dengan baik olehnya, walau tetap saja….” Aku mencoba mencerna mimik
si Bapak. Beliau melihat kearahku kemudian kearah bunga tersebut.
“bunga mawar itu tetap merasa dirinya hanya sekedar mawar. Dan baginya
semakin dia dikenal orang banyak semakin susah dirinya untuk meyakinkan bahwa
dia hanya untuk pemiliknya, bukan untuk diperlihatkan orang banyak. Dia sempat
layu beberapa saat, untuk membuktikan kepada pemilinya jika dia tidak menyukai
dilihat orang banyak. Maka dari itu si pemilik mawar membawanya kemari agar si
mawar bisa belajar, karena bagi pemilik bunga tersebut perlu banyak belajar.”
Aku tertawa kecil.. “sedikit aneh kok seperti manusia saja ya pak??”
Pedagang bunga itu meluruskan pandangannya “kan sudah saya bilang nak,
ini bukan bunga biasa”
Aku kembali terhenyak dan mendengarkan Bapak itu bercerita.
|
Anggrek Merah |
“dan si Anggrek itu.. Banyak sekali cerita yang sangat tidak diduga
darinya. Dia adalah bunga indah yang sedang mencari jati dirinya yang
sebenarnya. Dia banyak dihujani karakter dan dia bingung dengan keadaanya. Seperti
pemiliknya sebelumnya, pemiliknya adalah seorang yang cukup berada didaerahnya,
bunga ini adalah saksi dimana keharmonisan keluarga kecil tersebut. Namun tetap
saja sebuah keluarga pasti ada hal yang kurang, anggrek ini sering menjadi
tempat bercerita anak – anak si pemilik. Anak2 pemilik selalu berkata jika
pemilik tidak pernah memberi sebuah rasa sayang, bagi mereka pemilik cukup memberi
uang maka anak2nya akan bahagia. Terkadang anak2nya selalu merasa pemilik tidak
mau terlalu repot dalam mengurus anak2nya. Dan si anggrek ini hanya bisa
menerima karena kau tau dan bisa kau lihat, bunga unik ini bisa hidup menempel
dimana saja kan? Dia adalah bunga unik yang bisa beradaptasi. Dia banyak sekali
berpindah pindah pemilik. Dan sekarang ini, dia satu2nya bunga yang untuk saat
ini tidak memiliki seorang pemilik. Aku mendapatkannya tercampur bersama
beberapa anggrek lainnya, karena dia anggrek yang berbeda warnanya maka dari
itu aku letakkan saja menjadi satu disana. Cerita yang tak begitu banyak. Tapi tetap
saja anggrek ini memiliki sisi yang belum terkuak.”
Aku menjadi sangat tertarik mendengar cerita Bapak tersebut.
Waktupun berlalu.. aku mengenang bagaimana cerita tentang 4 tahun lalu..
Dan saat ini, aku kembali ke sana, mengunjungi sahabat lama seorang
pedagang bunga. Aku melihat dari kejauhan, beliau sedang sibuk menata satu
persatu bunga sedap malam yang sudah tersusun rapi.
Aku mengucap salam dan dia menoleh dengan jawaban salamnya.
“Hey nak! Lama tidak berjumpa, dari mana saja? Sudah 4 tahun tak
terlihat” jawabnya bersalaman denganku, dan aku menyambut uluran tangannya. Aku
duduk di kursi yang dia persilahkan. Mataku tetap seperti biasanya, melihat
sekitar menikmati aroma bunga dan beberapa warna padu yang cantik.
“Loh pak.. 3 bunga itu masih disana? Masih hidup? Keren sekali?!”
kagetku melihat Anggrek Merah, Mawar putih dan Aster kuning masih disana ditempat
yang sama dan tetap bertiga.
Bapak itu tersenyum. “sudah aku bilang nak.. mereka bukan bunga biasa. Kau
baru mempercayaiku?” sindirnya tersenyum simpul. Aku menggaruk ujung kepalaku..
“hahahhaa” tawaku renyah.
“Itu si aster kuning, sebentar lagi akan diambil oleh pemiliknya.” Jawab
si Bapak
“oowh.. tinggal 2 dong..”
“tidak juga, mawar putih oleh pemiliknya akan di bawa pindah.”
“lalu si anggrek?” tanyaku.
“belum ada, dia masih tetap sama dari dahulu..”
Aku terpaku oleh anggrek itu, rasanya ingin sekali aku miliki anggrek
itu.
“emm apa boleh aku memilikinya??”
Si Bapak menoleh kearahku.. “aku tak bisa mengijinkannya sebelum kau
mampu berbicara kepada anggrek itu.” Aku memasang wajah melongo.. “berbicara?”
“kau tak bisa? Jika tidak.. maka aku tak bisa merelakannya.”
Aku menghampiri anggrek tersebut. Aku mengangkatnya dan membawanya ke
sebuah meja. Sebauh perasaan dimana ada seperti sinyal listrik singkat saat aku
menatap anggrek ini. Apakah memang kau bukan hanya sekedar anggrek??
“Aku akan tetap disini..” aku
seperti mendegar anggrek itu berbicara seperti itu..
Aku kaget dan sedikit menggerakkan tubuhku,
“kk..kauu? apa aku sudah
gila?” Aku menoleh kearah Bapak yang masih bergelut dengan beberapa bunganya,
sepertinya dia tak mendengarku.
“Aku tak bisa kemana – mana.. aku
akan tetap disini..” Aku seperti mendengar suara itu lagi.
Aku kembali memposisikan tubuhku menghadap kearahnya, kali ini aku
mencoba lebih tenang menghadapi bunga aneh ini.
Aku berguman dalam hati. “lalu
kau akan tetap sendiri, ketika ke dua temanmu pergi?” Tanyaku
“Aku akan tetap disini, mereka
memang akan kembali kerumahnhya. Tidak lagi disini dalam pengembaraan kami,
akan hanya tertinggal aku disini. Diantara kami bertiga, mungkin aku akan
bertahan disini lebih lama, jadi kemungkinan ada saatnya aku bisa menjadi
alasan mereka kembali kesini walau sekedar mengunjungiku. Aku akan menyediakan
tempat yang sama, yaitu disampingku ketika mereka tiba dan kembali.” Aku
menatap dengan seksama sebuah obrolan dari hati ke hati.
“Kau tau anggrek? Kau sangat
cantik. Mungkin kau bisa lebih telihat bersinar jika kau terlepas dari
keadaanmu sekarang ini, mengapa tak terbesit di hatimu, menjadi seperti mereka?
Apa kau mau ketika mereka pergi, kemudia mereka kembali mengunjungimu, kau
masih dalam keadaan yang sama? Seperti ini?” tanyaku
Anggrek itu tak bergeming.. “lalu?
Apa kau baru saja memberi sebuah mata pelajaran kuliah?”
Aku tersenyum.. “aku pernah
dengar dari seorang guruku. Jika kau tertarik untuk merubah dirimu menjadi
lebih baik dengan cepat, maka lepaslah sementara orang – orang disekitarmu.
Lepaslah mereka dan menjauhlah sementara, dan kau akan kembali beberapa saat
kemudian dengan kepribadian yang lebih baik. Itulah cara tercepat seseorang
untuk berubah.” Anggrek itu diam
“dan kau tau? Kau sangat cantik,
kau bisa menjadi lebih berharga jika berada ditempat yang lebih baik. Apakah kau
tak membayangkan betapa senang dan terharunya kedua temanmu jika melihatmu lagi
dengan keadaan yang lebih baik bahkan sangat baik?”
“teman temanku tak hanya mereka
berdua, lihat disana.. anggrek – anggrek itu, bunga bunga lainnya itu.. mereka
juga adalah temanku. Apa aku perlu meninggalkan mereka juga? Belum tentu aku
akan bertemu dengan mereka lagi.”
“Aku sudah cukup tau banyak
tentangmu, saat ini kau tak tau harus kemana? Jati dirimu sebenarnya seperti
apa, kau belum menemukannya, kau tak ada pemilik, aku tau. Anggrek, terkadang
ketika kita berniat untuk mencapai kesuksesan, kita memerlukan pengorbanan,
sekarang ini lihat.. siapa orang yang akan mendukungmu? Mereka pasti akan
melepaskanmu walau ada rasa tidak bersedia untuk berpisah. Tapi demi masa
depanmu, mereka menyayangimu dan pastinya mereka akan lebih baik jika kau
bahagia kau sukses. Ini tak menjadi buruk, kau hanya perlu menjadi lebih baik. Itu
saja, dan kembali lagi ke mereka dengan keadaan yang bukan seperti ini. Dengan
keadaanmu sebelumnya dan keadaanmu yang sekarang ini, apakah kau tetap tak
ingin berubah menjadi lebih baik? Hal yang kau ingin temukan, apa kau tak ingin
mencarinya? Apa dengan kau tetap disini hal tersebut bisa kau temukan
jawabannya??”
“Manusia, kau cukup menarik..
lalu bagaimana cara aku memulainya?”
“kau cukup menggerakkan
keputusanmu. Aku bisa membantumu, ikut denganku.”
Anggrek itu terdiam.. “jika nanti
saatnya tiba, jika nanti mereka berdua benar2 sudah tak ada disampingku, ketika
kami hanya terhubung ikatan hati dan komunikasi jarak jauh. Apakah kau mau
datang dan membantuku?”
Aku tersenyum.. semangat anggrek ini, sungguh.. menggerakkan hatiku
untuk membantunya.
“Tentu saja!” jawabku lantang “aku
akan datang lagi, dan.. hari itu hanya terhitung beberapa hari kedepan, apa kau
siap??”
“aku siap..” jawab anggrek
itu pelan.
Aku berdiri.. “aku harus pergi,
kita pasti akan bertemu lagi anggrek.. secepatnya..” ujarku tersenyum dan mengembalikan
anggrek itu ketempat asalnya, aku berjalan kearah Bapak yang sedang sibuk
memotong dahan bunga.
“bagaimana?” ujar Bapak itu
“aku mulai mempercayai ucapanmu tadi, sebelumnya aku beranggapan aku gila.” Ujarku tertawa.
“aku akan kemari lagi setelah Aster dan Mawar putih itu tak lagi di
sebelah Anggrek, dia yang memintaku seperti itu.” Ujarku, si Bapak termangu..
“aku
pergi ya Pak.” Ujarku kemudian dan mengucapkan salam.
Bapak pedagang
melambaikan tangan seraya menjawab salamku.
Bapak pedagang bunga itu melihat kearah anggrek yang terlihat lebih
segar, kemudian si Bapak tersenyum tipis.. “semoga tepat.”
Oo0 Bersambung 0oO
Apa yang akan terjadi dengan anggrek itu? Tentang keputusannya?
Memilih untuk meninggalkan tempat lamanya demi menjadi anggrek yang
lebih bersinar dari sebelumnya.
Meninggalkan beberapa hal yang menjadi pengorbanannya selama beberapa
saat, tentunya bukan hitungan yang singkat. Kemudian dia akan kembali menjadi
anggrek yang lebih cantik, penghuni etalase yang bergermerlap dan indah kemudian akan membantu teman –
teman bunga lainnya bersama dia.
Dan menjadi anggrek yang lebih baik ketika Aster dan Mawar putih datang
berkunjung menemuinya.
Dan kemudian.. apakah si Anggrek itu...........
untuk sementara hanya dia dan Allah yang tau..