Saturday, February 1, 2014

Seperti Hujan



Tik..tik..tik..
tak banyak yang menetes, hanya aliran lembut seperti benang.

Gerimis..
daun menahan sapaan lembutmu,
daun menahan rintikan sendumu.

Langit kau tau apa yang dirasakannya?
itu nampak sebuah mendung dengan bulir hujannya.
dan kesedihan terpancar di rona lembutnya.

Hujan,
biarlah terus menetes,
jangan jadikan sebuah tangis yang tertahan.
biarkan terjadi dan biarkan petir itu datang.

Dan satukan semua.
setelah itu badai pasti berlalu.

Langit kau tau apa yang dirasakannya?
sebuah pelangi sebentar lagi akan datang.
dan aku sangat menunggunya.

Karena disana akan aku lihat kupu - kupu di padang bunga.
bersama dengan riangnya menyambut mentari
dia yang bersembunyi sedari tadi dibalik mendungmu.

karena disana juga akan aku lihat.
bekas tetesan air yang memancarkan kilau.
tepat dimana dedaunan menyegarkan diri
tepat dimana aku merasakan aroma kesegaran

dan jangan biarkan itu berakhir.
mendung kau mungkin akan datang lagi
entah bersama gerimis atau
hujan yang berirama dengan petir

tapi yang aku tahu..
setelah itu akan ada hal yang selalu ku tunggu
sebuah keindahan setelah hari hujan

Seperti hujan..
dan kuharap kau seperti hujan..


awateru chan a.k.a Eka Yuliana

No comments:

Post a Comment