Wednesday, December 25, 2013

Masamu MASA lalumu

Langit yang mendung, bersamaan dengan alunan merdu sebuah lagu romansa. Jendela itu menatap kearah langit gelap semu yang tertitik air yang menetes seperti benang.
Dimana kiranya itu adalah hari yang mengenang sebelumnya, sebuah memori lama.
Entah sebuah kenangan, entah sebuah masa lalu yang ingin kembali dijadikan harapan.
Bukan harapan, heh.. mungkin wajarkah jika harus terus ditahan, dipendam atau ditepis?
Menimpulkan luka sakit yang tak berdarah.

Itu 2 bulan dan 3 bulan sudah berlalu,
tidak segila seperti beberapa bulan yang lalu...


Begitu hebatnya dirimu? Tidak, bahkan berapa kali kau rasakan hatimu semendung langit yang kini kau tatap. Bahkan sempat terjadi hujan dipermukan wajahmu.
Sekarang apa masa lalu yang kau harapkan?
Bukankah semua itu sudah lama berlalu dan tidakkah itu akan menjadi sia2??
Mungkinkah yang kau harapkan sama halnya dengan yang akan terwujud?
Mungkin akan banyak pertanyaan ketika harapanmu semakin kau inginkan.
Dan taukah kini rasa itu benar – benar perlahan memperdalam lukamu?

Mungkin sekarang kau telah menyesal dengan masa lalu yang sudah kau lewati dengan mendungmu. Dan hebatnya kau, tak ada yang pernah tau kemendungan yang tersembunyi disenyum2mu. Beberapa kali kau coba? Ketika rasa tak kuatmu itu datang.
Kau biarkan kau bersembunyi di keremangan ruangan, tersudut dan menatap setiap ujung cahaya. Dan kau bayangkan kehadirannya, seperti saat dulu kala.
Dan semua sirna dengan kesadaranmu, jika ruangan itu hanya ada kau.

Seberapa banyak telah kau tampung? Seberapa terhitung tetesan itu?
Dan sadarkan perasaan itu hanya kau yang merasakannya?
Tak ada yang pernah bisa kembali ke masa lalu itu.
Banyak yang memiliki perihal keinginan sepertimu, dan itu hanya khayalan.
Tak ada yang tau dimana mesin waktu itu, waktu tidak bisa dikembalikan, sadarlah!

Mungkin benar kau tersudut dengan perasaan itu, kerinduan itu.
Mungkin beberapa waktu kemudian itu menjadi sejarah dan pelajaran buatmu.
Dan apakah saat ini kau tak bersyukur ada seorang yang datang disaat yang tepat, walau kemudian dia pergipun tak diwaktu yang tepat. Kau anggap dia seperti bilah kaca, yang kau genggam erat atau tidak,
dia tetap akan melukaimu, dia tak ingin kau terluka. Dia hanya meminta celah yang tepat.
Hanya saja saat itu kau bodoh. Terlalu mempersulit keadaanmu hingga kini penyesalan menghampirimu sampai pikiran bodoh mesin waktumu hadir.

Dan hari ini, tepat kemarin.
Hanya karena sebuah lagu, kau kembali hampir terpuruk dengan perasaanmu seperti beberapa bulan lalu? Dan kau terus mendengarkannya, berharap kau akan bosan dengan lagu – lagu itu.
Dan nyatanya.. kau terlarut dalam makna dan alunan lagu itu.
Kau kembali sakit itulah ujung kebodohan yang kau tertawakan.
sekarang kau tertawa!


Keadaan ini masih bersambung…… yahh… bersambung... entah sampai kapan..

No comments:

Post a Comment